Selasa, 12 Desember 2017

Pendidikan di Indonesia yang Tak Sesuai Ekspektasi





Pendidikan adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan, sebuah bangsa akan maju jika pendidikan nya pun maju, dengan kata lain segala aspek kehidupan dimulai dari yang namanya pendidikan. Sumber daya manusia diciptakan dari pendidikan, seperti halnya orang-orang didunia pekerjaan akan berlomba-lomba untuk mencapai kesejahteraan, mendapatkan pekerjaan yang layak, tempat tinggal yang layak, dan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun untuk memperolehnya tidaklah mudah berbagai syarat yang dipakai untuk memulai sebuah pekerjaan sangatlah banyak, seperti ijazah, gelar pendidikan, dan yang lebih penting softskill yang menjadi syarat utama dalam memperoleh sebuah pekerjaan, oleh karena itu semua aspek yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah pekerjaan haruslah melewati pendidikan. Dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak (TK), pendidikan sekolah dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas (SMA), maupun perguruan tinggi (Universitas). Semua orang harus melewati pendidikan agar memiliki kemampuan dalam berkehidupan, bermasyarakat, dan bertahan hidup tentunya.
Pendidikan yang menciptakan orang-orang berkompeten adalah salah satu tujuannya. Oleh karena itu perlu adanya sebuah layanan pendidikan, dalam hal ini disebut lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau penerang. Lembaga pendidikan lalu melaksanakan kegiatan dalam sistem pendidikan nasional. Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna:1983).
Dapat diartikan pengelolaan pendidikan digunakan untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Tanpa suatu program yang baik sulit kiranya tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu, pengelolaan harus disusun guna memenuhi tuntutan, kebutuhan, harapan dan penentuan arah kebijakan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam artikel ini saya akan membahas mengenai pengelolaan pendidikan di SD yang tak sesuai ekspektasi. Semua perencanaan yang telah dibuat sesuai kurikulum yang ditentukan harus dikaji dan dilaksanakan oleh guru, seperti salah satu ibu guru yang saya wawancarai mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran “sangat bejibun banyaknya” memang sudah sesuai aturan akan tetapi kita juga perlu memperhatikan berbagai masalah yang ditemukan seperti:
a.      Pengelolaan Kurikulum.
b.     Pengelolaan Kesiswaan.
c.      Pengelolaan Ketenagaan.
d.     Pengelolaan Keuangan.
e.      Pengelolaan Sarana Prasarana.
f.      Pengelolaan Potensi Masyarakat Sekitar.
g.     Pengelolaan Program SK.
h.     Pengelolaan Administrasi Sekolah.
i.       Pengelolaan Manajemen keterampilan.
Berbagai macam pertimbangan yang harus diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan agar tujuan dan fungsi pendidikan sesuai dengan harapan. Namun kenyataan yang saya lihat setelah saya observasi secara langsung masih banyak permasalahan yang dapat saya temui, seperti yang disebutkan berbagai macam pengelolaan diatas tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti pengelolaan kurikulum, bukan kurikulumnya yang salah, namun guru yang belum dibilang benar-benar paham, mereka hanya iya-iya saja terhadap pelatihan yang diberikan namun tak sepenuhnya memahami bagaimana seharusnya kurikulum dijalankan, contoh konkrit yang saya temukan, guru belum memahami sebenarnya di KTSP sudah ada pembelajaran tematik, bukan hanya pada K13 saja, tetapi guru menganggap bahwa pembelajaran tematik hanya terdapat pada kurikulum 2013.
Kemudian masalah selanjutnya dalam pengelolaan kesiswaan, yang ideal nya setiap kelas hanya diisi oleh sebanyak 25-30 siswa, ini malah 55 siswa pada tiap kelas. Akibatnya pembelajaran kurang efektif dan suasana kelas jadi sumpek karena terlalu banyak murid didalamnya. Bagaimana tidak pusing guru mengajar 55 siswa pada satu ruang kelas dengan berbagai macam karakteristik siswa yang berbeda-beda. Gurupun harus mengeluarkan tenaga ekstra agar suara terdengar ke penjuru sisi kelas. Bagaimana tidak sesuai ekspektasi bukan?
Masalah selanjutnya pengelolaan ketenagaan dan keuangan, contoh real yang saya temukan, guru yang sudah lama mengabdi pada Negara harus merasakan penundaan gaji, bahkan sertifikasi yang ditunda-tunda, di Kabupaten Pandeglang contohnya, bahkan mamah saya sendiri tidak menerima gaji pada tanggal yang ditetapkan, gaji yang seharunya diberikan malah mengalami keterlambatan. Bagaimana dapat mencerdaskan generasi bangsa jika guru memiliki banyak beban pikiran. Karena kesejahteraan guru sebenarnya sangat penting, menghargai guru adalah salah satu kunci sukses dalam pendidikan.   
Tidak hanya masalah kesejahteraan guru ternyata pendidikan kita masih kurang yang namanya sarana dan prasarana yang menunjang ketercapaian materi pembelajaran. Banyak sekali saya temukan atap sekolah tidak layak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, ruang belajar kurang, perpustakaan masih disatukan dengan ruang guru, dan masih banyak lagi. Itu artinya belum ada pemerataan hingga pelosok yang juga sangat membutuhkan pendidikan. Sebenarnya kenapa itu masih terjadi? Saya masih selalu bertanya-tanya akan hal itu. Padahal BOS (Biaya Operasional Sekolah) sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat, lantas kemana uang itu?
Masalah selanjutnya adalah pengelolaan potensi masyarakat sekitar, sebetulnya ini adalah salah satu pendukung lembaga pendidikan, masyarakat yang mengerti pentingnya pendidikan akan sangat membantu lembaga pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai harapan, baik visi maupun misi sekolah, akan tetapi masih ada masyarakat awam yang tidak mengerti akan hal itu, anak sekolah dasar yang seharusnya mendapatkan pendidikan malah membantu orangtua nya di sawah, di kebun, berjualan, dan akibatnya putus sekolah. Memang ada beberapa guru yang sangat peduli akan kehadiran siswanya tersebut, sehingga guru itupun mau datang kerumah siswanya tersebut dan mengajak siswanya kembali ke sekolah, memberikan pengertian pada orangtua nya bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Salut!
 Berbagai macam kriteria kelulusan atau standar kelulusan yang memang sudah jelas diterapkan pada siswa, tapi dengan berbagai bentuk psikologi siswa juga memengaruhi pengelolaan program SK (standar kelulusan). Bagaimana tidak dengan adanya berbagai karakteristik siswa yang bermacam-macam, yang tidak bisa dipaksakan. Karena memang menurut saya anak sekolah dasar tidak boleh terlalu dipaksakan dalam belajar, mereka mempunyai perkembangan yang berbeda-beda, EQ (Emotional Question) dan IQ (Intellegence Question), latar belakang siswa yang juga tidak sama pada setiap individu siswa. Solusinya adalah cukup memberikan pembelajaran yang menarik, dan menyenangkan agar pembelajaran lebih bermakna, siswa dapat menikmati pembelajaran tanpa beban.
Pengelolaan administrasi sekolah yang terkoordinir juga dapat mendukung ketercapaian layanan pendidikan yang baik. Sejauh yang saya lihat setiap sekolah sudah menerapkan pengelolaan administrasi yang teratur, seperti siswa baru yang masuk, dan siswa yang keluar sudah tercantum pada papan data siswa dengan benar. Dan yang terakhir yaitu pengelolaan manajemen keterampilan termasuk didalamnya minat dan bakat siswa sekolah dasar beberapa ada yang belum maksimal, ada yang beralasan kurang nya potensi guru yang memadai, oleh karena itu sekarang Pendidikan Guru Sekolah Dasar sangat digembleng oleh pihak Universitas agar memiliki banyak keterampilan yang nanti akan diterapkan pada siswanya, berbagai mata kuliah seperti etika profesi kependidikan, psikologi pendidikan, model pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, penjas, seni musik, tari dan berbagai mata kuliah yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa PGSD, supaya menjadi mahasiswa yang mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya kelak.




Sumber Referensi:
https://www.scribd.com/doc/196814274/Wawasan-Dasar-Pengelolaan-Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar