Pendidikan adalah salah
satu elemen penting dalam kehidupan, sebuah bangsa akan maju jika pendidikan
nya pun maju, dengan kata lain segala aspek kehidupan dimulai dari yang namanya
pendidikan. Sumber daya manusia diciptakan dari pendidikan, seperti halnya
orang-orang didunia pekerjaan akan berlomba-lomba untuk mencapai kesejahteraan,
mendapatkan pekerjaan yang layak, tempat tinggal yang layak, dan penghasilan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun untuk memperolehnya
tidaklah mudah berbagai syarat yang dipakai untuk memulai sebuah pekerjaan
sangatlah banyak, seperti ijazah, gelar pendidikan, dan yang lebih penting softskill yang menjadi syarat utama
dalam memperoleh sebuah pekerjaan, oleh karena itu semua aspek yang dibutuhkan
untuk memperoleh sebuah pekerjaan haruslah melewati pendidikan. Dimulai dari
pendidikan taman kanak-kanak (TK), pendidikan sekolah dasar (SD), pendidikan
menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas (SMA), maupun perguruan tinggi
(Universitas). Semua orang harus melewati pendidikan agar memiliki kemampuan
dalam berkehidupan, bermasyarakat, dan bertahan hidup tentunya.
Pendidikan yang
menciptakan orang-orang berkompeten adalah salah satu tujuannya. Oleh karena
itu perlu adanya sebuah layanan pendidikan, dalam hal ini disebut lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau
penerang. Lembaga pendidikan lalu melaksanakan kegiatan dalam sistem pendidikan
nasional. Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua
jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan
pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama
artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna:1983).
Dapat diartikan pengelolaan
pendidikan digunakan untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang
pendidikan. Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan
pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat proses
tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Menurut Griffin
pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Tanpa
suatu program yang baik sulit kiranya tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh
karena itu, pengelolaan harus disusun guna memenuhi tuntutan, kebutuhan,
harapan dan penentuan arah kebijakan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam artikel ini saya
akan membahas mengenai pengelolaan pendidikan di SD yang tak sesuai ekspektasi.
Semua perencanaan yang telah dibuat sesuai kurikulum yang ditentukan harus
dikaji dan dilaksanakan oleh guru, seperti salah satu ibu guru yang saya
wawancarai mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran “sangat bejibun banyaknya”
memang sudah sesuai aturan akan tetapi kita juga perlu memperhatikan berbagai
masalah yang ditemukan seperti:
a. Pengelolaan
Kurikulum.
b. Pengelolaan
Kesiswaan.
c. Pengelolaan
Ketenagaan.
d. Pengelolaan
Keuangan.
e. Pengelolaan
Sarana Prasarana.
f. Pengelolaan
Potensi Masyarakat Sekitar.
g. Pengelolaan
Program SK.
h. Pengelolaan
Administrasi Sekolah.
i. Pengelolaan
Manajemen keterampilan.
Berbagai macam
pertimbangan yang harus diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan agar tujuan
dan fungsi pendidikan sesuai dengan harapan. Namun kenyataan yang saya lihat
setelah saya observasi secara langsung masih banyak permasalahan yang dapat
saya temui, seperti yang disebutkan berbagai macam pengelolaan diatas tak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti pengelolaan kurikulum, bukan
kurikulumnya yang salah, namun guru yang belum dibilang benar-benar paham,
mereka hanya iya-iya saja terhadap pelatihan yang diberikan namun tak
sepenuhnya memahami bagaimana seharusnya kurikulum dijalankan, contoh konkrit
yang saya temukan, guru belum memahami sebenarnya di KTSP sudah ada
pembelajaran tematik, bukan hanya pada K13 saja, tetapi guru menganggap bahwa
pembelajaran tematik hanya terdapat pada kurikulum 2013.
Kemudian masalah
selanjutnya dalam pengelolaan kesiswaan, yang ideal nya setiap kelas hanya
diisi oleh sebanyak 25-30 siswa, ini malah 55 siswa pada tiap kelas. Akibatnya
pembelajaran kurang efektif dan suasana kelas jadi sumpek karena terlalu banyak
murid didalamnya. Bagaimana tidak pusing guru mengajar 55 siswa pada satu ruang
kelas dengan berbagai macam karakteristik siswa yang berbeda-beda. Gurupun
harus mengeluarkan tenaga ekstra agar suara terdengar ke penjuru sisi kelas.
Bagaimana tidak sesuai ekspektasi bukan?
Masalah selanjutnya pengelolaan
ketenagaan dan keuangan, contoh real
yang saya temukan, guru yang sudah lama mengabdi pada Negara harus merasakan
penundaan gaji, bahkan sertifikasi yang ditunda-tunda, di Kabupaten Pandeglang
contohnya, bahkan mamah saya sendiri tidak menerima gaji pada tanggal yang
ditetapkan, gaji yang seharunya diberikan malah mengalami keterlambatan.
Bagaimana dapat mencerdaskan generasi bangsa jika guru memiliki banyak beban
pikiran. Karena kesejahteraan guru sebenarnya sangat penting, menghargai guru adalah
salah satu kunci sukses dalam pendidikan.
Tidak hanya masalah
kesejahteraan guru ternyata pendidikan kita masih kurang yang namanya sarana
dan prasarana yang menunjang ketercapaian materi pembelajaran. Banyak sekali
saya temukan atap sekolah tidak layak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran,
ruang belajar kurang, perpustakaan masih disatukan dengan ruang guru, dan masih
banyak lagi. Itu artinya belum ada pemerataan hingga pelosok yang juga sangat
membutuhkan pendidikan. Sebenarnya kenapa itu masih terjadi? Saya masih selalu
bertanya-tanya akan hal itu. Padahal BOS (Biaya Operasional Sekolah) sudah
dikeluarkan oleh pemerintah pusat, lantas kemana uang itu?
Masalah selanjutnya
adalah pengelolaan potensi masyarakat sekitar, sebetulnya ini adalah salah satu
pendukung lembaga pendidikan, masyarakat yang mengerti pentingnya pendidikan
akan sangat membantu lembaga pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan
yang sesuai harapan, baik visi maupun misi sekolah, akan tetapi masih ada
masyarakat awam yang tidak mengerti akan hal itu, anak sekolah dasar yang
seharusnya mendapatkan pendidikan malah membantu orangtua nya di sawah, di
kebun, berjualan, dan akibatnya putus sekolah. Memang ada beberapa guru yang
sangat peduli akan kehadiran siswanya tersebut, sehingga guru itupun mau datang
kerumah siswanya tersebut dan mengajak siswanya kembali ke sekolah, memberikan
pengertian pada orangtua nya bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Salut!
Berbagai macam kriteria kelulusan atau standar
kelulusan yang memang sudah jelas diterapkan pada siswa, tapi dengan berbagai
bentuk psikologi siswa juga memengaruhi pengelolaan program SK (standar
kelulusan). Bagaimana tidak dengan adanya berbagai karakteristik siswa yang
bermacam-macam, yang tidak bisa dipaksakan. Karena memang menurut saya anak
sekolah dasar tidak boleh terlalu dipaksakan dalam belajar, mereka mempunyai
perkembangan yang berbeda-beda, EQ
(Emotional Question) dan IQ
(Intellegence Question), latar belakang siswa yang juga tidak sama pada
setiap individu siswa. Solusinya adalah cukup memberikan pembelajaran yang
menarik, dan menyenangkan agar pembelajaran lebih bermakna, siswa dapat
menikmati pembelajaran tanpa beban.
Pengelolaan
administrasi sekolah yang terkoordinir juga dapat mendukung ketercapaian
layanan pendidikan yang baik. Sejauh yang saya lihat setiap sekolah sudah
menerapkan pengelolaan administrasi yang teratur, seperti siswa baru yang
masuk, dan siswa yang keluar sudah tercantum pada papan data siswa dengan
benar. Dan yang terakhir yaitu pengelolaan manajemen keterampilan termasuk
didalamnya minat dan bakat siswa sekolah dasar beberapa ada yang belum
maksimal, ada yang beralasan kurang nya potensi guru yang memadai, oleh karena
itu sekarang Pendidikan Guru Sekolah Dasar sangat digembleng oleh pihak Universitas
agar memiliki banyak keterampilan yang nanti akan diterapkan pada siswanya,
berbagai mata kuliah seperti etika profesi kependidikan, psikologi pendidikan,
model pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, penjas, seni
musik, tari dan berbagai mata kuliah yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa
PGSD, supaya menjadi mahasiswa yang mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya
kelak.
Sumber Referensi:
https://www.scribd.com/doc/196814274/Wawasan-Dasar-Pengelolaan-Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar