Rabu, 30 November 2016

Implikasi Perkembangan Otak terhadap Pendidikan


Implikasi Perkembangan Otak terhadap Pendidikan

                                    


   Otak adalah sebuah sistem biologis manusia yang diciptakan Allah swt. Untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu gumpulan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar ke seluruh tubuh. Otak memanjang hingga ke ujung sum-sum tulang belakang ini keluarlah rangkaian serabut sel darah merah, hingga berdirinya bulu pada kulit jika merasa takut, semuanya diatur oleh sistem saraf. Tak satupun organ atau sel dalam tubuh kita yang lepas dari jangkauan otak (Mc Crane, 2003).
Perkembangan otak terjadi sejak mulai masa prenatal, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada awal masa ini otak terlihat seperti tabung yang tidak rata dan sangat halus (Rayport 1992; Johnson, 1998). Tabung-tabung halus ini berisi sel-sel dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang. Ruang-ruang tersebut terbagi menjadi tiga ruang, yaitu forebrain (otak depan), mildbrain (otak tengah), hindbrain (otak belakang).
Sekitar usia 5 sampai 20 minggu perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam ruang-ruang otak ini mulai memproduksi sel-sel neuron. Sel-sel neuron ini bertanggung jawab menstransmisikan informasi dan membuat manusia mampu berpikir secara cerdas. Karena dibawa oleh zat-zat kimia, neuron-neuron dipertahankan dan disokong oleh sel glial sehingga menjadi kukuh dan kuat. Sel glial adalah sel khusus yang mengelilingi sel neuron dan memungkinkan akselerasi proses berpikir, setelah ia sampai di ruang khusus, neuron-neuron membentuk serabut saraf yang dikenal dengan dendrit dan akson guna menjalin hubungan satu sama lain (Diamond dan Hopson, 1988; Taufiq Pasiak, 2003).
Jumlah sel-sel neuron ini akan bertambah banyak sering terbentuknya hubungan-hubungan baru akibat masuknya informasi ke dalam otak. Ketika informasi masuki, maka segera terjadi kontak dan hubungan antarsel saraf. Jika jalinan itu didukung (dalam bentuk selubung) oleh komponen yang bernama myelin, maka jalinan itu akan kuat. Myelin terhubung dengan daya inget seseorang. 
Otak adalah mata air yang seharusnya dialirkan secara berangsur-angsur, bukan sebagai wadah yang harus diisi secara penuh, demikian kata Gabriel Camyer. Bahkan Mahmud Al-Istanbuli (2006) mengatakan, otak yang bagus bukan otak yang penuh sesak. Tetapi otak yang sehat. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya merupakan upaya mengembangkan segala potensi anak, melatih pengematan dan pengambilan keputusan, merangsang pemikiran dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan memperkuat konsentrasi.

Perkembangan Fisik, Denetik, dan Lingkungan Peserta Didik



Perkembangan Fisik, Denetik, dan Lingkungan Peserta Didik

         Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik merupakan perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak dan sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain) dan perubahan dalam menggunakan tubuhnya (seperti: perkembangan keterampilan motorik dan seksual), serta kemampuan fisik (penurunan fungsi jantung, penglihatan, dan sebaginya).

 Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
Mc Devitt & Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik, yaitu seperti berikut.
1.     Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak.
2.     Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan memengaruhi setiap aspek perkembangan.
3.     Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan.
Perkembangan Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis manusia yang diciptakan Allah SWT, untuk mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Otak bukan sekedar suatu gumpalan keriput dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar keseluruh tubuh. Otak memanjang hingga keujung sum-sum tulang belakang, lalu dari sum-sum tulang belakang ini keluarlah rangkaian serabut sel darah biru, hingga berdirinya bulu pada kulit jika merasa takut, semuanya diatur oleh sistem saraf. Tak satu pun organ atau sel dalam tubuh kita yang lepas dari jangkauan otak (Mc Crane, 2003).
§  Masa Pubertas (10-14 Tahun)
Akhir usia sekolah, anak akan masuki masa yang disebut dengan “pubertas” (berasal dari bahasa Latin; “pubescere”, yang artinya rambut kemaluan), yaitu awal terjadinya pematangan seksual.biasanya anak perempuan 2 tahun lebih awal dalam memasuki masa pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut beberapa ahli, perkembangan anak perempuan memasuki masa pubertasnya saat berusia 10 tahun, sedangkan anak laki-laki saat berusia 12 tahun.
Kematangan seksual ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer (primery seks characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary seks characteristics).
a.     Perubahan Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer anak laki-laki ditunjukkan dengan pertumbuhan dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemalauan (scrotum) yang terjadi sejak usia anak sekitar 12 tahun dan terjadi selama 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum (Seifort dan Hoffnung, 1994). Pada scrotum terdapat 2 buah testis (buah pelir) yang bergantung di bawah penis. Testis ini sudah ada sejak anak dilahirkan tetapi hanya 10% dari ukuran matangnya, testis mencapai ukuran kematangannya saat anak berusia 20 atau 21 tahun.
Perubahan ini terjadi pada anak laki-laki dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland), hormon ini merangsang testis sehingga menghasilkan hormon testoteron dan androgen serta spermatozoa (Sarwono, 1994). Sperma yang dihasilkan testis selama masa ini memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, kadang-kadang saat anak laki-laki berusia 12 tahun kemungkinan mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang sering disebut dengan mimpi basah.
Pada anak perempuan ini ditandai dengan munculnya menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali oleh anak perempuan. Terjadinya menstruasi pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan. Menstruasi yang dialami anak perempuan sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut bagian bawah wanita, dekat dengan uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut bagian bawah wanita, dekat dengan uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon estrogen dan progesterone. Hormon progesterone bertugas mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang memengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang (pembesaran payudara dan pinggul, suara dan lain-lain). Hormon ini yang mengatur siklus haid (Sarwono, 1993). Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990).

b.     Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi, tetapi merupakan tanda-tanda perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Tanda-tanda jasmani yang terjadi pada anak laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu ketiak, dada, kaki dan lengan dan sekitar kemaluan serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat pada payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuhn bulu diketiak dan di sekitar kemaluan.
      Mc Devitt dan Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik.

  1. Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak.
  2.  Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan memengaruhi setiap aspek perkembangan.
  3.  Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan.

semoga bermanfaat😀

Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik terhadap Pendidikan




Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik terhadap Pendidikan
           
Di postingan sebelumnya kita sudah membahas mengenai kebutuhan individu peserta didik, nah sekarang kita akan membahas implikasi kebutuhan individu peserta didik terhadap pendidikan. 
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.
Pemikiran Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan Individu sudah dikenal luas, namun aplikasinya atau terapan untuk kepentingan pendidikan siswa di sekolah tampaknya belum mendapat perhatian penuh.
§  Kebutuhan Jasmani
Sesuai dengan teori hierarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar manusia bersifat instinktif. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah untuk peserta didik yang perlu diperhatikan adalah makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari segala ancaman.
§  Kebutuhan Rasa Aman
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa kebutuhan ini sangat penting bagi peserta didik dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tingkah laku mereka. Rutter (1979) mengatakan bahwa kondisi sekolah yang baik dan pondasi yang kuat membuat tingkah laku dan akademis peserta didik cenderung baik.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
-        Sikap Guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
-        Adanya ekspektasi yang konsisten.
-        Mengendalikan perilaku siswa di kelas/ sekolah dengan menerapkan siswa secara adil.
-        Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku positif siswa daripada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
§  Kebutuhan Akan Kasih Sayang
Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan merasakan senang, betah dan bahagia berada di sekolah, seakan-akan memperoleh motivasi untuk belajar di sekolah.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan
ü  Hubungan Guru dengan Siswa
-        Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian, empati, peduli, dan interes terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
-        Guru dapat menerapkan pembelajaran individual dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya).
-        Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif daripada yang negatif.
-        Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
-        Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.
ü  HubunganSsiswa dengan Siswa
-        Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerjasama mutualistic dan saling percaya diantara siswa.
-        Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olahraga atau kesenian.
-        Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
-        Sekolah mengembangkan tutor sebaya.
-        Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstrakulikuler yang beragam.
§  Kebutuhan Akan Penghargaan
Karena kebutuhan ini peserta didik ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui ditengah-tengah masyarakat. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan orang lain. Sebaliknya, jika peserta didik diremehkan maka sikap mereka pada diri mereka sendiri dan lingkungannya akan menjadi negatif.
Oleh sebab itu, untuk menimbulkan rasa berharga dilingkungan mereka, guru dituntut untuk melakukan hal berikut.
-           Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh.
-           Menghargai pendapat dan pilihan siswa.
-           Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka pada suatu kelompok sesuai dengan pilihan mereka sendiri.
-           Guru harus menunjukan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri dihadapan peserta didiknya.
-           Guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif.
-           Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif.
-           Menyediakan program makan siang yang higienes, murah atau bahkan gratis.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri 
ü  Mengembangkan Harga Diri Siswa
·       Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding).
·       Mengembangkan system pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
·       Memfokuskan pada kekuatandan asset yang dimiliki setiap siswa.
·       Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi.
·       Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan.
·       Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab.
·       Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mungkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
ü  Penghargaan dari Pihak Lain
·       Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
·       Mengembangkan program “star of the week”.
·       Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
·       Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa untuk memiliki sikap empati dan menjadi pendengar yang baik.
·       Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
ü  Pengetahuan dan Pemahaman
·       Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
·       Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry.
·       Menyediakan topic-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam.
·       Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berpikir filosofis dan berdiskusi.
ü  Estetika
·       Menata ruangan kelas secara rapid an menarik.
·       Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk didalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
·       Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.
·       Memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling sekolah.
·       Ruangan yang bersih dan wangi.
·       Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
§  Kebutuhan Akan Rasa Bebas
Peserta didik juga mempunyai kebutuhan akan rasa bebas.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Akan Kebebasan /Rasa Bebas
·       Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya.
·       Memberikan kebebasan siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
·       Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
·       Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
·       Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif.
§  Kebutuhan Akan Rasa Sukses
Peserta didik menginginkan kegiatan akademis berhasil dengan baik. Mereka akan merasa bahagia dan senang jika mereka berhasil. Jika apa yang peserta didik lakukan tidak berhasil, maka mereka merasa kecewa. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok bagi peserta didik.

Teori Kebutuhan Peserta Didik



Teori Kebutuhan Peserta Didik

Setaip individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut Alfrooz (1996), kebutuhan (need) adalah : “A natural requirement with, should be satisfield in order to secure a better organis compatibility”. Sedangkan Chaplin (2002) mendefinisikan need (kebutuhan) sebagai: (1) satu substansi selular yang harus dimiliki oleh organisme ; (2) lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan/ketidaksempurnaan yang dirasakan seseorang. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kebutuhan merupakan keperluan azasi yang harus dipenuhi, kebutuhan muncul ketidakseimbangan dalam diri individu.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
1.     Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen.
2.     Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa amakn. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini di antaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam.
3.     Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat dengan keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
4.     Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengajar kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.
5.     Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Tingkatkan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi potensi. 


Semoga Bermanfaat❤