. Pendidik
Adalah orang
dewasa yang bertnggung jawab memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaanya.
Syarat-syarat sebagai Pendidik:
a. Berpengetahuan dan berwawasan luas
b. Guru harus sabar dan rela berkorban
c. Guru harus mempunyai kewibawaan terhadap anak didik
d. Kesusilaan dan dedikasi
Agar proses pendidikan
dapat berajalan dengan baik dan lancar maka seorang pendidik mempunyai ciri-ciri
utama yaitu memiliki wibawa atau kewibawaan. Kewibawaan yaitu pengaruh positif
normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar
yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Jadi kewibawaan
tersebut mengandung unsur-unsur:
·
Adanya pengaruh positif normatif misalnya pendidik mengajak peserta
didik (secara formal) untuk datang tepat pada waktunya, maka pendidik juga
harus datang tepat waktu untuk menimbulkan kedisiplinan.
·
Bertujuan sebagai pendidik juga harus mengetahui yang akan dituju
didalam proses pendidikan.
·
Penerima pengaruh dari orang lain atau peserta didik.
·
Pengembangan pendidik harus selalu mengembangkan diri seoptimal mungkin.
Hal yang
paling penting untuk diperhatikan ialah persoalan kewibawaan.
a. Apa yang dimaksud
kewibawaan?
Pendidik
harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan
kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsure
wewenang jabatan. Kewibawaan justru merupakan sesuatu pancaran batin yang dapat
menimbulkan pada pihak lain untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh
pengertian atau kekuasaan tersebut.
b.
Bagaimana kewibawaan
timbul?
Kewibawaan
mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah
kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai
bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Jadi
telah mencapai proporsi yang sudah mantap. Kedewasaan rohani tercapai bila
individu telah memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup yang tetap.
Cita-cita dan pandangan hidup ini dijalinnya kedalam dirinya dan selanjutnya
berusaha untuk direalisir dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.
Sebagai
pendidik, realisasi cita-cita dan pandangan hidupnya itu secara konkret
berlangsung melalui aktivitas statusnya sebagai orang tua maupun sebagai
pendidik.
c.
Bagaimana memelihara
kewibawaan?
Ibarat cahaya
lampu bagaimanapun juga suatu kewibawaan dapat memudar jika tidak dirawat dan
dibina. Ada 3 sendi kewibawaan yang menurut M. J. Lengeveld harus dibina
(Lengeveld, 1955: 42-44) yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
o Kepercayaan (Trust)
Pendidik
harus percaya bahwa dirinya bias mendidik dan juga harus percaya bahwa peserta
didik dapat dididik.
o Kasih sayang
Kasih sayang
mengandung dua makna yakni penyerahan diri kepada yang disayangidan
pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri maka
pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk konkretnya
berupa pengabdian dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan
agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya.
o Kemampuan
Kemampuan mendidik dapat
dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu
pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja, dan
lain-lain.
Sumber:
Purwanto,
Ngalim. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis
dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar