Sabtu, 31 Desember 2016

Apa yang dimaksud dengan Pendidik?



.  Pendidik
Adalah orang dewasa yang bertnggung jawab memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaanya.
Syarat-syarat sebagai Pendidik:
a.       Berpengetahuan dan berwawasan luas
b.       Guru harus sabar dan rela berkorban
c.       Guru harus mempunyai kewibawaan terhadap anak didik
d.       Kesusilaan dan dedikasi


Agar proses pendidikan dapat berajalan dengan baik dan lancar maka seorang pendidik mempunyai ciri-ciri utama yaitu memiliki wibawa atau kewibawaan. Kewibawaan yaitu pengaruh positif normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Jadi kewibawaan tersebut mengandung unsur-unsur:
·       Adanya pengaruh positif normatif misalnya pendidik mengajak peserta didik (secara formal) untuk datang tepat pada waktunya, maka pendidik juga harus datang tepat waktu untuk menimbulkan kedisiplinan.
·       Bertujuan sebagai pendidik juga harus mengetahui yang akan dituju didalam proses pendidikan.
·       Penerima pengaruh dari orang lain atau peserta didik.
·       Pengembangan pendidik harus selalu mengembangkan diri seoptimal mungkin.


Hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah persoalan kewibawaan.
a.                    Apa yang dimaksud kewibawaan?
Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsure wewenang jabatan. Kewibawaan justru merupakan sesuatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atau kekuasaan tersebut.
b.                      Bagaimana kewibawaan timbul?
Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Jadi telah mencapai proporsi yang sudah mantap. Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Cita-cita dan pandangan hidup ini dijalinnya kedalam dirinya dan selanjutnya berusaha untuk direalisir dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.
Sebagai pendidik, realisasi cita-cita dan pandangan hidupnya itu secara konkret berlangsung melalui aktivitas statusnya sebagai orang tua maupun sebagai pendidik.




c.   Bagaimana memelihara kewibawaan?
Ibarat cahaya lampu bagaimanapun juga suatu kewibawaan dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina. Ada 3 sendi kewibawaan yang menurut M. J. Lengeveld harus dibina (Lengeveld, 1955: 42-44) yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
o  Kepercayaan (Trust)
Pendidik harus percaya bahwa dirinya bias mendidik dan juga harus percaya bahwa peserta didik dapat dididik.
o  Kasih sayang
Kasih sayang mengandung dua makna yakni penyerahan diri kepada yang disayangidan pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri maka pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk konkretnya berupa pengabdian dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya.
o  Kemampuan
Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja, dan lain-lain.


Sumber:
Purwanto, Ngalim. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar