Sabtu, 31 Desember 2016

Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar



            Mengapa guru tidak masuk kelas dan tidak mengajar. Ada beberapa kemungkinan hal itu bias terjadi yaitu pertama mungkin ada gangguan rumah tangga, kedua guru itu sedang bekerja di tempat lain karena waktunya bersamaan atau sedang mencari nafkah tambahan bekerja sampingan. Sebab gaji yang diterima setiap bulan oleh guru khususnya guru Sekolah Dasar dirasakan tidak mencukupi kebutuhan. Kebutuhan sangat banyak, apalagi hidup di kota-kota besar, betapa berat mengatur biaya sehari-hari, sehingga menjadi beban yang tidak berkesudahan, biaya pendidikan anak-anaknya sangat mahal, walaupun ia sendiri adalah seorang guru, biaya transportasi dari rumah ke sekolah, biaya rekreasi dan biaya-biaya lainnya yang harus terpenuhi.
           Gaji yang diperoleh setiap bulan hanya cukup untuk bekl hidup seminggu atau dua minggu jika diirit, selebihnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tersebut. Guru khususnya guru Sekolah Dasar terpaksa mencari alternatif lain dengan bekerja mencari tambahan agar pendapatan bias bertambah. Guru khususnya guru Sekolah dasar tidak perlu meninggalkan kelas jika kesejahteraannya terjamin. Sebab dengan terjaminnya kesejahteraan hidup sudah tentu guru tidak perlu banyak berfikir macam-macam. Perhatian guru hanya berfikir bagaimana caranya meningkatkan prestasi belajar siswa, mendidik para siswa agar menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
           Proses pembelajaran di Sekolah Dasar akan berhasil dengan baik dan mendorong peningkatan mutu pendidikan jika ditunjang oleh minat guru. Minat untuk menjadi guru sangat penitng, karena minat itu merupakan salah satu unsur kepribadian guru yang memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Minat untuk menjadi guru akan mengarahkan tindakan guru tersebut terhadap suatu objek atas dasar senang, sehingga menimbulkan gairah kerja. Minat untuk menjadi guru dapat diketahui dari kecenderungannya terikat atau terkait terhadap proses pembelajaran, dan mengamalkannya untuk maksud-maksud yang baik.
           Dalam proses pembelajaran disamping minat, kesejahteraan dan kemampuan Guru Sekolah Dasar dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, juga motivasi guru itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran mampu memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan pembelajaran, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan orang itu bertindak dan berbuat.  
Kinerja guru sekolah dasar dalam proses pembelajran perlu ditingkatkan sebagai upayamengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik. Sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Tranformasi dari masyarakat agraris ke masyarakat industrialisasi sesuai dengan perkembangan globalisasi perlu diimbangi dengan kemampuan kinerja guru yang professional demikian juga kinerja guru sekolah dasar. Era globalisasi ditandai pula dengan transformasi social budaya yang dahsyat yang tidak terlepas dari transformasi masyarakat dunia. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan guru  sekolah dasar khususnya tidak terlepas dari masalah serta kecenderungan-kecenderungan global tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan globalisasi, maka guru sekolah dasar perlu menerapkan budaya kinerja dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut:
a.      Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa.
b.     Meningkatkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran.
c.      Mendorong lahirnya “Sumber Daya Manusia” yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d.     Menata pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna.
e.      Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses pembelajaran.
f.      Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran.
g.     Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi.
h.     Memberi perhatian kepada peserta didik yang berbakat.
i.       Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah.
j.       Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola piker siswa yang lebih demokratis.
k.     Membudayakan nilai-nilai yng mencintai kualitas kepada peserta didik.
l.       Membudayakan sikap kerja keras, produktif dan disiplin.

Pemikir, perencana, pengelola dan pelaksana proses pembelajaran berada ditangan guru. Guru sekolah dasar sebagai pemikir harus berusaha menggerakkan proses pembelajaran. Selama ini factor guru tidak bias diganti oleh factor non guru. Seperti computer, robot dan alat-alat lainnya. Hal tersebut tidak akan mampu menggantikan guru sebagai makhluk yang sadar diri, sadar tujuan dan sadar akan lingkungan.
Kesadaran merupakan modal dasar sebagai pengembang budaya kinerja, sebab tanpa modal kemampuan dan kepribadian yang tangguh sebagai pemikir dan perencana dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru sekolah dasar dapat memaminkan peranan baik sebagai pemikir, perencana, maupun pengelolal. Dengan demikian bahwa guru sekolah dasarlah factor yang dominan melaksanakan proses pembelajaran dengan era globalisasi dan transformasi.
Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan bila didukung oleh partisipasi guru sekolah dasar yang memiliki kemampuan, sebab kemampuan guru dalam arti kemampuan jasmaniah dan rohaniah tidak secara otomatis dapat dimiliki guru melainkan berdasarkan pada upaya dilakukan guru melalui budaya kinerja, sebab setiap guru dengan adanya era globalisasi menunjukkan akan kepentingan budaya kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga memiliki kemampuan professional dalam bekerja.
Budaya kinerja memberikan sumbangan yang sangat besar dalam menyongsong era millenium baru, sebab kemampuan yang dikembangkan melalui budaya kinerja guru sekolah dasar adalah kemampuan jasmaniah dan kemampuan rohaniah. Adapun kemampuan jasmaniah dan rohaniah tersebut pengembangannya meliputi: segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan. Nilai-nilai perikehidupan, sikap, dedikasi dan disiplin. Oleh karena itu maka budaya kinerja guru sekolah dasar merupakan suatu upaya untuk menjawab tantangan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam era millennium baru. Untuk menjawab hal itu, maka diperlukan konfornitas dan partisipasi yang penuh rasa tanggung jawab.
Budaya kinerja guru sekolah dasar merupakan suatu pola sikap dan pola perilaku serta perbuatan yang sesuai dengan tata aturan atau norma yang telah digariskan. Menerapkan budaya kinerja bagi guru sekolah dasar dalam proses pembelajaran, diharapkan perilaku guru sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan mentaati norma-norma dan peraturan yang berlaku, sehingga tujuan dan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dapat dicapai dengan baik.
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan bagi guru sekolah dasar tidak terlepas dari cara guru itu bekerja. Oleh karena itu budaya kinerja memegang peranan penting sebab baik tidaknya dan berhasil tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dan dapat dirasakan oleh para siswa dan masyarakat sebagai pemakai lulusan, maka dari itu budaya kinerja harus dilaksanakan secara optimal.
Pelaksanaan proses pembelajaran dikatakan produktif dan berhasil, jika guru sekolah dasar memiliki kemampuan, yaitu dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan. Budaya kinerja akan memberikan konstribusi terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru sekolah dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran, yakni adanya kegairahan dalam bekerja, semangat kerja yang tinggi dan percaya diri akan berhasil.
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam melaksanakan proses pembelajaran, maka yang terlibat langsung adalah guru sekolah dasar yang ulet, gigih, berdaya saing tinggi, bersifat mandiri terampil memecahkan masalah, berani menghadapi realitas atau kenyataan hidup, rajin dan bekerja keras serta berdisiplin tinggi. Budaya kinerja bagi guru sekolah dasar dapat memberikan peranan penting dalam mengatasi berbagai permasalahan pelaksanaan proses pembelajaran karena dengan budaya kinerja semua kegiatan kerja dapat berjalan dengan teratur, terarah, dan tertib.
Budaya kinerja dalam kegiatannya mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, sehingga para guru sekolah dasar dalam bertindak dan berfikir lebih aktif dan kreatif. Sebab aktivitas dan kreativitas yang tinggi dapat beerjalan dengan baik jika ditopang dengan budaya kinerja yang baik. Karena pelaksanaan proses pembelajaran yang ditunjang dengan budaya kinerja akan memberikan arah kepada guru sekolah dasar untuk bersikap kreatif, dinamis, dan inovatif. Sikap-sikap itu antara lain, terbuka dan peka terhadap rangsangan dari luar. Interest, bervariasi, bersikap mandiri, memiliki rasa ingin tahu, beani menjelajahi dan meneliti serta berani mengutarakan dan mengaktualisasikan gagasan.
Melihat uraian tersebut memberi gambaran bahwa yang dimaksud dengan budaya kinerja sebagai suatu proses budaya, yaitu kebiasaan guru sekolah dasar untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan aturan, norma, dan nilai-nilai dan kurikulum yang berlaku. Sebab budaya itu sendiri adalah suatu adat atau kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, sehingga menjadi suatu nilai atau patokan dan hal tersebut menjadi kebiasaan.
Dengan adanya budaya kinerja bagi guru sekolah dasar mengakibatkan dalam melaksanakan tugas, dan kegemaran melaksanakan tugas mengakibatkan keberhasilan menjalankan tugas selanjutnya. Untuk mendapatkan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan persyaratan tugas, maka budaya kinerja sebagai alatnya.

Terimakasih Sudah Membaca😊
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar