Sabtu, 31 Desember 2016

MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN



Manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya pada dasarnya dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Nilai tersebut berupa: etika yang erat hubungannya dengan moralitas, maupun estetika yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial, pengembangan supremasi hukum sangat tergantung pada empat komponen, yaitu (a) materi hukum, (b) sarana prasarana hukum, (c) aparatur hukum, dan (d) budaya hukum masyarakat. Tatkala terjadi dilema antara antara materi hukum , konflik diantara penegak hukum, kurangnya sarana dan prasarana hukum, serta rendahnya budaya hukum masyarakat, maka setiap orang (masyarakat dan aparatur hukum) harus mengembalikan pada rasa keadilan hukum masyarakat, artinya harus mengutamakan moralitas masyarakat. Demikian pula dalam pengembangan estetika yang akan terjadi menjadi wujud budaya masyarakat sangat mungkin terjadi dilema dan benturan dengan nilai etika.
Membicarakan mengenai manusia, maka akan muncul berbagai macam pertanyaan. Apa itu manusia? Apa beda manusia dengan makhluk-makhluk yang lain? Apa nilai-nilai kemanusiaan itu dari berbagai macam definisi manusia. Ada definisi yang memandangnya dari segi fisiologis ada juga yang memandangnya dari segi sosiologi. Dari segi fisiologis bahwa manusia itu makhluk yang mempunya fisik hampir sama dengan hewan , hewan punya kepala, maka manusia punya kepala. Hewan punya telinga maka manusia punya telinga. Hewan punya kaki, maka manusia pun punya kaki. Dari segi fisiologis bisa dikatakan tidak ada beda antara manusia dengan hewan. Jika kita mendefinisikan manusia hanya dari segi fisiologis saja, maka kita akan dibuat kebingungan. Di antara manusia itu saja terjadi perbedaan bentuk fisik. Ada yangt gendut, kurus dan ada yang langsing. Ada yang bisa melihat dan ada yang (maaf) buta. Jika terjadi perbedaan seperti itu, maka mana yang pantas disebut sebagai manusia? Maka dari itu, kita harus mendefinisikan manusia kembali dengan sudut pandang lainnya. Definisi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahi-Nya akal, hati dan fisik. Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Maka ada yang berpendapat bahwamanusia itu hewan yang berakal. Karena dari segi fisik memang tidak ada beda dengan hewan tapi yang membedakannya adalah akal.
Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau bisa dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia , itulah nilai-nilai kemanusiaan. Fitrah manusia adalah punya sisi baik dan sisi buruk. Tetapi kita juga jangan lupa bahwa manusia itu juga punya fitrah/kecenderungan untuk menyempurnakan diri bagaimana manusia menyempurnakan dirinya? Manusia dalam proses penyempurnaan diri itu membutuhkan yang namanya pengetahuan. Pengetahuan yang dimilikinya itulah yang akan menentukan apakah proses penyempurnaan diri yang dia lakukan itu memang sudah benar-benar sempurna ataukah belum. Pengetahuan seperti apa yang betul?
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa agama Islam adalah agama langit yang kemudian "membumi". Ketika masih di-"langit" islam adalah agama yang sempurna dan mutlak benar, tetapi ketika "membumi", maka ia mengalami proses pembudayaan atau pergumulan budaya di mana ada peran manusia yang tidak sempurna sehingga sebagai agama bumi Islam tidak lagi sebagai agama mutlak yang benar, tetapi memiliki variasi tingkat kedekatan dengan kebenaran. Dengan demikian, maka ada kebudayaan Islam yang dekat dengan syariat (budaya syar'iy) di samping ada kebudayaan yang hanya merupakan sempalan saja dari Islam, karena ia lebih dekat ke kebudayaan lokal setempat. Di sisi lain, ada kebudayaan umat Islam yang malah tidak ada relevansinya dengan Islam.

Sumber:
Tumanggor, Rusmin, dkk. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup
Semoga Bermanfaat😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar