MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK (REMAJA)
Ketika
terlahir manusia berada dalam keadaan lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sangat tergantung pada bantuan orang-orang disekitarnya.
Berlanjutnyaperkembangan mengantarkan seorang anak pada masa remaja. Pada masa
ini kebutuhan hidup lebih beragam dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Pada masa sekolah tingkat menengah atas, anak sedang mempersiapkan diri menuju
proses pendewasaan diri. Anak melalui tahun-tahun terakhir masa pendidikan
dasar dan menengahnya untuk kemudian melangkah menuju dunia peguruan tinggi
atau meniti karier.
Ada banyak pilihan bagi mereka dan
hendaknya seorang remaja dapat secara mandiri menentukan pilihan tanpa
menggantungkan diri pada orang-orang di sekitarnya untuk menentukan pilihan
yang akan diambilnya, termasuk dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhannya
diperlukan kemampuan yang lebih berkembang. Dengan kemampuannya, seorang remaja
berkesempatan melakukan banyak hal tanpa harus selalu tergantung pada
orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua maupun teman sebaya.
Mencapai kemandirian merupakan salah
satu tugas perkembangan pada masa remaja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Mappiare (1982:99) bahwa remaja dituntut untuk tidak selalu tergantung pada
orang tua atau orang dewasa lainnya secara emosional, mampu mengatur
keuangannya sendiri dan dapat memilih serta mempersiapkan dirinya ke arah
pekerjaan atau jabatan.Pencapaian kemandirian tersebut sangat penting bagi
remaja, karena hal itu sebagai tanda kesiapannya untuk memasuki fase berikutnya
dengan berbagai tuntutan yang lebih beragam sebagai orang dewasa. Kegagalan
dalam pencapaian kemandirian dapat berdampak negatif pada diri remaja.
Ketergantungan pada orang lain menyebabkan seorang remaja selalu ragu-ragu
dalam mengambil keputusan sendiri, tidak percaya diri, mudah terpengaruh oleh
orang lain hingga akhirnya mengalami kesulitan untuk menemukan identitas diri.
Dalam usaha pencapaian kemandirian
remaja sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terutama
dari lingkungan keluarga sebagai lingkungan terdekatnya. Diharapkan para remaja
mampu mewujudkan kemandirian sebagai bekalmenghadapi tantangan dan tugas
perkembangan di masa berikutnya, yaitu masa dewasa. Akan tetapi sering kita
jumpai banyak remaja yang duduk di bangku SMA masih menunjukkan perilaku
sebaliknya. Bimbang memutuskan kegiatan ekstra yang akan diikuti, nyontek
karena tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas dan ulangan, ikut-ikutan
teman dalam memilih program studi/jurusan, ragu-ragu dalam menyampaikan
pendapat, bingung dan bimbang dalam memilih cita-cita atau pun studi lanjutan,
dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan tanda-tanda kurangnya kemandirian
para remaja. Walaupun ada pula sebagian remaja yang lain mampu
menunjukkan kemandirian yang diharapkan, namun fenomena tersebut perlu
diwaspadai dan diupayakan pengubahannya karena dapat menyebabkan para remaja
cenderung bergantung pada orang lain dan enggan memikul tanggung jawab.
Masa remaja atau masa
adolensi menurut Mahmud (1990:42) berlangsung antara umur 12 sampai umur 18
tahun, masa remaja merupakan masa transisi menuju masa dewasa termasuk pula
transisi dalam hal biologis, psikologis, sosial maupun ekonomis. Hurlock
(1980:220) menyatakan minat pada kemandirian berkembang pada masa awal remaja
dan mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir. Mappiare (1982:107)
menyebut kemandirian dengan istilah kebebasan dan menyatakannya sebagai salah
satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja awal, mereka diharapkan
melepaskan diri dari ketergantungan pada orag tua atau orang dewasa lainnya
dalam banyak hal secara berangsur-angsur.
Maslow
dan Murray (Alwilsol, 2004:260-261) bahkan menyatakan kemandirian sebagai salah
satu kebutuhan psikologis manusia. Dalam susunan hirarki kebutuhannya Maslow
menyatakan kemandirian sebagai salah satu cara untuk memperoleh harga diri,
kemandirian akan menjadikan seseorang menghargai dirinya sendiri. Maslow juga
(dalam Ali & Asrori, 2004:111) membedakan kemandirian menjadi dua macam
yaitu kemandirian aman dan kemandirian tidak aman. Kemandirian aman adalah
kekuatan untuk menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan dan orang lain,
sadar akan tanggung jawab bersama dan tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan.
Kekuatan tersebut kemudian digunakan untuk membantu orang lain. Sementara yang
dimaksud dengan kemandirian tidak aman adalah kekuatan pribadi yang dinyatakan
dalam perilaku menentang dunia.
Dari
pernyataan Maslow tersebut dapat diketahui bahwa kemandirian yang diharapkan
dimiliki para remaja adalah kemandirian yang aman, di mana para remaja percaya
pada kemampuan dirinya dan tidak selalu berada dalam ketergantungan pada
bantuan yang akan diberikan orang lain. Namun dalam kemandiriannya para remaja
tetap memiliki keinginan untuk membantu sesama.
1.
Pengertian
Kemandirian
Kemandirian
merupakan aspek kepribadian yang disinggung oleh para ahli psikologi dengan
istilah yang berbeda-beda. Istilah yang biasa digunakan untuk menyebut
kemandirian antara lain adalah kebebasan, otonomi, independen atau pun
berdikari. Menurut Basri (2000:53) kemandirian berasal dari kata mandiri
yang dalam bahasaJawa berarti berdiri sendiri. Dia menyatakan kemandirian dalam
arti psikologis dan mentalisadalah keadaan seseorang yang mampu memutuskan atau
mengerjakan sesuatu tanpa bantuanorang lain. Menurutnya kemampuan tersebut
hanya mungkin dimiliki jika seseorangberkemampuan untuk memikirkan dengan seksama
tentang apa yang akan dikerjakan ataudiputuskannya, baik dari segi manfaat atau
keuntungannya dan dari segi negatif atau kerugianyang akan diakibatkannya.
Menurut Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002:2)
menyatakan bahwa kemandirian seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi,
intelektual dansosial, dan masih banyak lagi pendapat dari
ahli-ahli lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan
seseorang dalam bertindak untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya ataupun
keinginannya tanpa bergantung pada bantuan orang lain, baik dalam aspek emosi,
ekonomi, intelektual, dan sosial.
2.
Aspek - aspek Kemandirian
Definisi
para ahli tentang mandiri dan kemandirian tersebut di atas memberikan gambaran
tentang aspek-aspek yang menyusun kemandirian. Pernyataan Basri menekankan
aspek kognitif dan aspek psikomotor, sedangkan pernyataan Lie & Prasasti
menekankan aspek psikomotor. Berbeda dengan kedua pendapat tersebut Gea (2002:146)
menggambarkan adanya ketiga aspek tersebut dalam kemandirian sekaligus melalui
definisinya dan hal tersebut ditegaskan dalam pernyataannya berikut:
Manusia mandiri biasanya
mempunyai pengetahuan, menguasai keterampilan dan mempunyai kehendak yang kuat.
Pengetahuan sebagai paradigma teoritis untuk memahami apa yang harus dilakukan
dan mengapa harus melakukannya; keterampilan adalah bagaimana melakukannya dan
kehendak yang kuat merupakan dorongan atau motivasi untuk melakukannya.
Dengan
berdasar pada pernyataan Gea di atas disimpulkan bahwa kemandirian mengandung
tiga aspek berikut :
a. aspek
kognitif : yaitu aspek yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan dan keyakinan seseorang tentang sesuatu, misalnya
pemahaman seorang siswa tentang prestasi akademik.
b. aspek
afektif : yaitu aspek yang berkaitan dengan
perasaan seseorang terhadap sesuatu seperti halnya hasrat, keinginan atau pun
kehendak yang kuat terhadap suatu kebutuhan, misalnya keinginan seorang siswa
untuk berhasil atau berprestasi dalam hal akademik.
c. aspek
psikomotor : yaitu aspek yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya
tindakan siswa yang berinisiatif belajar giat karena dia ingin memperoleh
prestasi akademik.
3.
Ciri-ciri Kemandirian
Tentang
ciri kemandirian Gea (2002:145) menyebutkan beberapa hal yaitu percaya diri,
mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan, menghargai waktu
dan bertanggung jawab. Sedangkan Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002:2) menyatakan
kemandirian seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial.
Kemandirian emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Kemandirian ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur sendiri
perekonomiannya. Kemandirian intelektual ditunjukkan dengan kemampuan dalam
mengatasi masalah, dan kemandirian sosial ditunjukkan dengan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang
lain.
Dari pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kemandirian pada remaja adalah
percaya diri, mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah, mampu mengerjakan
tugas pribadi, mampu mempertahankan prinsip mampu mengambil keputusan, hemat,
mampu melaksanakan transaksi ekonomi, mempunyai perencanaan karier di masa
depan, mampu mengontrol emosi, bebas secara emosi dari orang tua, mempunyai
kehendak yang kuat, puas dengan keputusan sendiri, menghargai waktu,
bertanggung jawab, mampu menghindari pengaruh negatif pergaulan, mampu menerima
kritik, mampu menerima perbedaan pendapat, mempunyai hubungan baik dengan orang
lain.
Ciri-ciri
tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a. Percaya
diri; ini berarti dia percaya bahwa dia mampu mewujudkan keinginannya dengan
usaha dan kekuatan yang dimilikinya. Percaya diri inilah yang menjadi sumber
kemandirian.
b. Mampu
berinisiatif; orang yang mandiri mampu berinisiatif yaitu bertindak dengan
keinginannya sendiri tanpa harus menunggu instruksi orang lain.
c. Mampu
mengatasi masalah atau hambatan; sebagai orang yang mampu berinisiatif orang
yang mandiri mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dengan kekuatan dan
kemampuan yang dimilikinya.
d. Mampu
mengerjakan tugas pribadi; berarti dia dapat mengerjakan tugas-tuigas
pribadinya tanpa bantuan orang lain.
e. Mampu
mempertahankan prinsip yang dimiliki dan diyakini
f. Mampu
mengambil keputusan; ketika dihadapkan pada bergagai pilihan dia dapat
menentukan pilihan yang sesuai bagi dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang
lain.
g. Hemat;
dia dapat menggunakan uang yang dimiliki sesuai dengan kebutuhannya.
h. Mampu
melaksanakan transaksi ekonomi; orang yang mandiri mengetahui cara melakukan
transaksi ekonomi dan dapat melakukannya.
i.
Mempunyai perencanaan
karier di masa depan, termasuk mempunyai cita-cita profesi; yaitu mempunyai
pilihan profesi/cita-cita yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
j.
Bebas secara emosi dari
orang tua; tidak tergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam hal
pemenuhan kebutuhan emosi.
k. Mempunyai
kehendak yang kuat; orang yang mandiri mempunyai tekad yang kuat dan tidak
mudah berputus asa dalam upaya mewujudkan keinginannya.
l.
Puas dengan keputusan
sendiri; orang yang mandiri mempertimbangkan manfaat maupun kerugian setiap
keputusan yang diambilnya dan dia merasa puas dengan keputusannya sendiri.
m. Menghargai
waktu; orang yang mandiri akan selalu memanfaatkan waktu dengan baik, mengisi
waktunya dengan kegiatan yang berguna
n. Bertanggung
jawab; orang yang mandiri akan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya.
o. Mampu
menghindari pengaruh negatif pergaulan
p. Mampu
menerima kritik
q. Mampu
menerima perbedaan pendapat
r.
Mempunyai hubungan baik
dengan orang lain.
Sumber : Lembaga Perawatan Psikologi
Semoga Bermanfaat 😃😄
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar