Jumat, 30 Desember 2016

Membentuk Kemandirian Anak

MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK (REMAJA)
           
            Ketika terlahir manusia berada dalam keadaan lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada bantuan orang-orang disekitarnya. Berlanjutnyaperkembangan mengantarkan seorang anak pada masa remaja. Pada masa ini kebutuhan hidup lebih beragam dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Pada masa sekolah tingkat menengah atas, anak sedang mempersiapkan diri menuju proses pendewasaan diri. Anak melalui tahun-tahun terakhir masa pendidikan dasar dan menengahnya untuk kemudian melangkah menuju dunia peguruan tinggi atau meniti karier.
Ada banyak pilihan bagi mereka dan hendaknya seorang remaja dapat secara mandiri menentukan pilihan tanpa menggantungkan diri pada orang-orang di sekitarnya untuk menentukan pilihan yang akan diambilnya, termasuk dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan kemampuan yang lebih berkembang. Dengan kemampuannya, seorang remaja berkesempatan melakukan banyak hal tanpa harus selalu tergantung pada orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua maupun teman sebaya.
Mencapai kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa remaja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mappiare (1982:99) bahwa remaja dituntut untuk tidak selalu tergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya secara emosional, mampu mengatur keuangannya sendiri dan dapat memilih serta mempersiapkan dirinya ke arah pekerjaan atau jabatan.Pencapaian kemandirian tersebut sangat penting bagi remaja, karena hal itu sebagai tanda kesiapannya untuk memasuki fase berikutnya dengan berbagai tuntutan yang lebih beragam sebagai orang dewasa. Kegagalan dalam pencapaian kemandirian dapat berdampak negatif pada diri remaja. Ketergantungan pada orang lain menyebabkan seorang remaja selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan sendiri, tidak percaya diri, mudah terpengaruh oleh orang lain hingga akhirnya mengalami kesulitan untuk menemukan identitas diri.
Dalam usaha pencapaian kemandirian remaja sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari lingkungan keluarga sebagai lingkungan terdekatnya. Diharapkan para remaja mampu mewujudkan kemandirian sebagai bekalmenghadapi tantangan dan tugas perkembangan di masa berikutnya, yaitu masa dewasa. Akan tetapi sering kita jumpai banyak remaja yang duduk di bangku SMA masih menunjukkan perilaku sebaliknya. Bimbang memutuskan kegiatan ekstra yang akan diikuti, nyontek karena tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas dan ulangan, ikut-ikutan teman dalam memilih program studi/jurusan, ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat, bingung dan bimbang dalam memilih cita-cita atau pun studi lanjutan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan tanda-tanda kurangnya kemandirian para remaja. Walaupun ada pula sebagian remaja yang lain mampu menunjukkan kemandirian yang diharapkan, namun fenomena tersebut perlu diwaspadai dan diupayakan pengubahannya karena dapat menyebabkan para remaja cenderung bergantung pada orang lain dan enggan memikul tanggung jawab.
Masa remaja atau masa adolensi menurut Mahmud (1990:42) berlangsung antara umur 12 sampai umur 18 tahun, masa remaja merupakan masa transisi menuju masa dewasa termasuk pula transisi dalam hal biologis, psikologis, sosial maupun ekonomis. Hurlock (1980:220) menyatakan minat pada kemandirian berkembang pada masa awal remaja dan mencapai puncaknya menjelang periode ini berakhir. Mappiare (1982:107) menyebut kemandirian dengan istilah kebebasan dan menyatakannya sebagai salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja awal, mereka diharapkan melepaskan diri dari ketergantungan pada orag tua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal secara berangsur-angsur.
            Maslow dan Murray (Alwilsol, 2004:260-261) bahkan menyatakan kemandirian sebagai salah satu kebutuhan psikologis manusia. Dalam susunan hirarki kebutuhannya Maslow menyatakan kemandirian sebagai salah satu cara untuk memperoleh harga diri, kemandirian akan menjadikan seseorang menghargai dirinya sendiri. Maslow juga (dalam Ali & Asrori, 2004:111) membedakan kemandirian menjadi dua macam yaitu kemandirian aman dan kemandirian tidak aman. Kemandirian aman adalah kekuatan untuk menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan dan orang lain, sadar akan tanggung jawab bersama dan tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan. Kekuatan tersebut kemudian digunakan untuk membantu orang lain. Sementara yang dimaksud dengan kemandirian tidak aman adalah kekuatan pribadi yang dinyatakan dalam perilaku menentang dunia.
            Dari pernyataan Maslow tersebut dapat diketahui bahwa kemandirian yang diharapkan dimiliki para remaja adalah kemandirian yang aman, di mana para remaja percaya pada kemampuan dirinya dan tidak selalu berada dalam ketergantungan pada bantuan yang akan diberikan orang lain. Namun dalam kemandiriannya para remaja tetap memiliki keinginan untuk membantu sesama.
1.       Pengertian Kemandirian
          Kemandirian merupakan aspek kepribadian yang disinggung oleh para ahli psikologi dengan istilah yang berbeda-beda. Istilah yang biasa digunakan untuk menyebut kemandirian antara lain adalah kebebasan, otonomi, independen atau pun berdikari. Menurut Basri (2000:53) kemandirian berasal dari kata mandiri yang dalam bahasaJawa berarti berdiri sendiri. Dia menyatakan kemandirian dalam arti psikologis dan mentalisadalah keadaan seseorang yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuanorang lain. Menurutnya kemampuan tersebut hanya mungkin dimiliki jika seseorangberkemampuan untuk memikirkan dengan seksama tentang apa yang akan dikerjakan ataudiputuskannya, baik dari segi manfaat atau keuntungannya dan dari segi negatif atau kerugianyang akan diakibatkannya. Menurut Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002:2) menyatakan bahwa kemandirian seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dansosial, dan masih banyak lagi pendapat dari ahli-ahli lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam bertindak untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya ataupun keinginannya tanpa bergantung pada bantuan orang lain, baik dalam aspek emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.
2.      Aspek - aspek Kemandirian
      Definisi para ahli tentang mandiri dan kemandirian tersebut di atas memberikan gambaran tentang aspek-aspek yang menyusun kemandirian. Pernyataan Basri menekankan aspek kognitif dan aspek psikomotor, sedangkan pernyataan Lie & Prasasti menekankan aspek psikomotor. Berbeda dengan kedua pendapat tersebut Gea (2002:146) menggambarkan adanya ketiga aspek tersebut dalam kemandirian sekaligus melalui definisinya dan hal tersebut ditegaskan dalam pernyataannya berikut:
      Manusia mandiri biasanya mempunyai pengetahuan, menguasai keterampilan dan mempunyai kehendak yang kuat. Pengetahuan sebagai paradigma teoritis untuk memahami apa yang harus dilakukan dan mengapa harus melakukannya; keterampilan adalah bagaimana melakukannya dan kehendak yang kuat merupakan dorongan atau motivasi untuk melakukannya.
            Dengan berdasar pada pernyataan Gea di atas disimpulkan bahwa kemandirian mengandung tiga aspek berikut :

a.      aspek kognitif : yaitu aspek yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan seseorang tentang sesuatu, misalnya pemahaman seorang siswa tentang prestasi akademik.
b.      aspek afektif : yaitu aspek yang berkaitan dengan perasaan seseorang terhadap sesuatu seperti halnya hasrat, keinginan atau pun kehendak yang kuat terhadap suatu kebutuhan, misalnya keinginan seorang siswa untuk berhasil atau berprestasi dalam hal akademik.
c.   aspek psikomotor : yaitu aspek yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya tindakan siswa yang berinisiatif belajar giat karena dia ingin memperoleh prestasi akademik.

3.      Ciri-ciri Kemandirian
Tentang ciri kemandirian Gea (2002:145) menyebutkan beberapa hal yaitu percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan, menghargai waktu dan bertanggung jawab. Sedangkan Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002:2) menyatakan kemandirian seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial. Kemandirian emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainnya. Kemandirian ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur sendiri perekonomiannya. Kemandirian intelektual ditunjukkan dengan kemampuan dalam mengatasi masalah, dan kemandirian sosial ditunjukkan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang lain.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kemandirian pada remaja adalah percaya diri, mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah, mampu mengerjakan tugas pribadi, mampu mempertahankan prinsip mampu mengambil keputusan, hemat, mampu melaksanakan transaksi ekonomi, mempunyai perencanaan karier di masa depan, mampu mengontrol emosi, bebas secara emosi dari orang tua, mempunyai kehendak yang kuat, puas dengan keputusan sendiri, menghargai waktu, bertanggung jawab, mampu menghindari pengaruh negatif pergaulan, mampu menerima kritik, mampu menerima perbedaan pendapat, mempunyai hubungan baik dengan orang lain.
Ciri-ciri tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a.       Percaya diri; ini berarti dia percaya bahwa dia mampu mewujudkan keinginannya dengan usaha dan kekuatan yang dimilikinya. Percaya diri inilah yang menjadi sumber kemandirian.
b.      Mampu berinisiatif; orang yang mandiri mampu berinisiatif yaitu bertindak dengan keinginannya sendiri tanpa harus menunggu instruksi orang lain.
c.       Mampu mengatasi masalah atau hambatan; sebagai orang yang mampu berinisiatif orang yang mandiri mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dengan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.
d.      Mampu mengerjakan tugas pribadi; berarti dia dapat mengerjakan tugas-tuigas pribadinya tanpa bantuan orang lain.
e.       Mampu mempertahankan prinsip yang dimiliki dan diyakini
f.       Mampu mengambil keputusan; ketika dihadapkan pada bergagai pilihan dia dapat menentukan pilihan yang sesuai bagi dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
g.      Hemat; dia dapat menggunakan uang yang dimiliki sesuai dengan kebutuhannya.
h.      Mampu melaksanakan transaksi ekonomi; orang yang mandiri mengetahui cara melakukan transaksi ekonomi dan dapat melakukannya.
i.        Mempunyai perencanaan karier di masa depan, termasuk mempunyai cita-cita profesi; yaitu mempunyai pilihan profesi/cita-cita yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
j.        Bebas secara emosi dari orang tua; tidak tergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhan emosi.
k.      Mempunyai kehendak yang kuat; orang yang mandiri mempunyai tekad yang kuat dan tidak mudah berputus asa dalam upaya mewujudkan keinginannya.
l.        Puas dengan keputusan sendiri; orang yang mandiri mempertimbangkan manfaat maupun kerugian setiap keputusan yang diambilnya dan dia merasa puas dengan keputusannya sendiri.
m.    Menghargai waktu; orang yang mandiri akan selalu memanfaatkan waktu dengan baik, mengisi waktunya dengan kegiatan yang berguna
n.      Bertanggung jawab; orang yang mandiri akan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya.
o.      Mampu menghindari pengaruh negatif pergaulan
p.      Mampu menerima kritik
q.      Mampu menerima perbedaan pendapat

r.        Mempunyai hubungan baik dengan orang lain.

     Sumber : Lembaga Perawatan Psikologi
     
     Semoga Bermanfaat 😃😄

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar